Kehidupan itu adalah satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan. Masing-masing aspek tidak dapat dipilah-pilah. Kehidupan tak mungkin akan harmonis apabila Islam hanya mendominasi sebagian saja dari keseluruhan aspek kehidupan itu. Misalnya, Islam hanya mengurusi masjid saja. Sementara, segala aspek kehidupan yang lainnya diserahkan kepada mazhab-mazhab buatan manusia, pemikiran-pemikiran manusia, dan filsafat-filsafat sekular untuk mengatur dan mengurusinya.
Terhadap Bani Israel, Allah sangat keras mengingkari perbuatannya, yaitu karena mereka hanya menerima sebaian dan menolak yang lainnya. Allah SWT berfirman yang artinya, "Apakah kamu beriman kepada sebagian al-kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, sedang pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat." (Al-Baqarah: 85).
Ketika sebagian orang-orang Yahudi mau masuk Islam dengan syarat mereka tetap memelihara sebagian syariat Yahudi berlibur pada hari Sabtu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menolak mereka, kecuali apabila mereka mau masuk dalam syariat Islam secara total.
Dalam konteks ini turunlah firman Allah yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara total, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu." (Al-Baqarah: 208).
Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir berkata, "Allah berfirman memerintahkan para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan para Rasul-Nya agar memegang erat semua ikatan Islam dan syariatnya, mengamalkan semua perintahnya, dan meninggalkan semua larangannya secara optimal.
Prinsip tersebut di atas sangat penting di dalam Islam. Kita, umat Islam, wajib mengikuti prinsip tersebut dan tidak bisa menolaknya. Apabila mengingkari prinsip ini berarti kita termasuk seperti golongan Yahudi.
Sebenarnya, seluruh ajaran Islam dan hukum-hukumnya mengenai akidah, syariah, akhlak, ibadah, dan muamalah tidak akan ada hasilnya, kecuali apabila diambil secara integral.
Sebab, yang satu melengkapi yang lainnya. Ajaran dan hukum-hukum Islam itu bisa diibaratkan bagaikan sebuah "resep dokter" yang utuh dan terdiri dari racikan yang integral, obat yang beragam, pantangan dari beberapa hal, dan aktif untuk terus berlatih.
Agar resep tersebut bisa mencapai sasarannya, maka harus dijalankan secara keseluruhan sesuai dengan aturan. Sebab, jika sebagian ditinggalkan, akan mempengaruhi hasil secara total.
Ketika berhadapan dengan orang-orang kafir yang akan berupaya memalingkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dari sebagian hukum Islam, Allah mengingatkan kepadanya.
"Putuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu." (Al-Maidah: 49).
Dari beberapa firman Allah yang telah diturunkan itu, kita dapat merasakan di negeri kita sekarang ini, betapa pelaksanaan hukum Islam masih jauh dari yang diharapkan oleh Alquran. Padahal, untuk menegakkan syariat Islam secara total adalah kewajiban bagi kita kaum muslimin.
Akhirnya, untuk menuju apa yang kita cita-citakan, yaitu kejayaan Islam yang akan dapat kita rasakan sebagaimana pernah jayanya Islam pada masa-masa terdahulu. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita dan kaum Muslimin pada umumnya, Aamiin.
Sumber fans page : Yusuf Mansur Network
Terhadap Bani Israel, Allah sangat keras mengingkari perbuatannya, yaitu karena mereka hanya menerima sebaian dan menolak yang lainnya. Allah SWT berfirman yang artinya, "Apakah kamu beriman kepada sebagian al-kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, sedang pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat." (Al-Baqarah: 85).
Ketika sebagian orang-orang Yahudi mau masuk Islam dengan syarat mereka tetap memelihara sebagian syariat Yahudi berlibur pada hari Sabtu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menolak mereka, kecuali apabila mereka mau masuk dalam syariat Islam secara total.
Dalam konteks ini turunlah firman Allah yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara total, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu." (Al-Baqarah: 208).
Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir berkata, "Allah berfirman memerintahkan para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan para Rasul-Nya agar memegang erat semua ikatan Islam dan syariatnya, mengamalkan semua perintahnya, dan meninggalkan semua larangannya secara optimal.
Prinsip tersebut di atas sangat penting di dalam Islam. Kita, umat Islam, wajib mengikuti prinsip tersebut dan tidak bisa menolaknya. Apabila mengingkari prinsip ini berarti kita termasuk seperti golongan Yahudi.
Sebenarnya, seluruh ajaran Islam dan hukum-hukumnya mengenai akidah, syariah, akhlak, ibadah, dan muamalah tidak akan ada hasilnya, kecuali apabila diambil secara integral.
Sebab, yang satu melengkapi yang lainnya. Ajaran dan hukum-hukum Islam itu bisa diibaratkan bagaikan sebuah "resep dokter" yang utuh dan terdiri dari racikan yang integral, obat yang beragam, pantangan dari beberapa hal, dan aktif untuk terus berlatih.
Agar resep tersebut bisa mencapai sasarannya, maka harus dijalankan secara keseluruhan sesuai dengan aturan. Sebab, jika sebagian ditinggalkan, akan mempengaruhi hasil secara total.
Ketika berhadapan dengan orang-orang kafir yang akan berupaya memalingkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dari sebagian hukum Islam, Allah mengingatkan kepadanya.
"Putuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu." (Al-Maidah: 49).
Dari beberapa firman Allah yang telah diturunkan itu, kita dapat merasakan di negeri kita sekarang ini, betapa pelaksanaan hukum Islam masih jauh dari yang diharapkan oleh Alquran. Padahal, untuk menegakkan syariat Islam secara total adalah kewajiban bagi kita kaum muslimin.
Akhirnya, untuk menuju apa yang kita cita-citakan, yaitu kejayaan Islam yang akan dapat kita rasakan sebagaimana pernah jayanya Islam pada masa-masa terdahulu. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita dan kaum Muslimin pada umumnya, Aamiin.
Sumber fans page : Yusuf Mansur Network
Tidak ada komentar:
Posting Komentar