Pribadi pantang menyerah dan tangguh ini, tidak lain adalah pribadi yang memiliki kemampuan untuk bersyukur apabila ia mendapat sesuatu yang berkaitan dengan kebahagiaan, kesuksesan, medapat rezeki, dll.
Sebaliknya, jika ia mendapati sesuatu yang tidak diharapkannya, entah itu berupa kesedihan, kegagalan, mendapat bala bencana, dll., maka ia memiliki ketahanan untuk selalu bersabar.
Dan pribadi seperti ini memposisikan setiap kejadian yang menimpanya adalah atas ijin dan kehendak Allah. Ia pasrah dan selalu berusaha untuk bangkit dengan cara mengambil pelajaran dari setiap kejadian tersebut.
Sahabatku…!!
Allah berfirman:
Allah berfirman:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (QS. Ali ‘Imraan:110)
Kita umat terbaik yang diciptakan oleh Allah, maka hendaklah kita bersikap seperti halnya umat yang baik, tidak gampang putus asa, tidak gampang mengeluh dan tegar menghadapi benturan-benturan dari luar terutama dari musuh-nya Islam, yakinlah bahwa Allah akan selalu menolong Rasul-rasulnya dan orang-orang yang beriman, itulah janji Allah dan mustahil Allah mengingkari janji-Nya sendiri
Hasil akhir bukan ukuran keberhasilan sebuah perjuangan, kita ambil contoh kisah perjuangan Nabi Nuh as. dalam rangka mengajak umatnya untuk beriman kepada Allah Subhana wa Ta’ala, perjuangan panjang dilalui, siang dan malam terus berdakwah sampai waktu yang cukup lama sekitar 950 tahun, tapi ternyata umatnya yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak lebih dari 13 orang. Sungguh hasil yang tidak seimbang dengan waktu yang sedemikian lama. Kita lihat lagi kisah perjuangan Nabi Yahya as. dia tewas dibunuh oleh musuhnya.
Pertanyaannya adalah “apakah dakwah Nabi Nuh dan Nabi Yahya berarti gagal..?
Ketahuilah saudaraku Allah tdk hanya menilai hanya dari hasil akhir, tapi juga melihat dari proses menuju hasil akhir, barangkali orang akan menganggap Dakwah Nabi Nuh adalah sebuah kegagalan, tapii ke-istiqomah-an Nabi Nuh selama 950 tahun tanpa mengenal putus asa tanpa ada kecenderungan mengikuti kehendak kaumnya serta tidak terpengaruh olok-olok dari kaumnya itulah sebenarnya hakekat sebuah kemenangan.
Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang”, (QS. Ash Shaaffaat : 171-173)
Rasulullah menerangkan:
Bahwa kemenangan terbentuk dari sikap istiqomah terhadap agama dan tidak mundur dari apapun yang diderita dan dialaminya
Bahwa kemenangan terbentuk dari sikap istiqomah terhadap agama dan tidak mundur dari apapun yang diderita dan dialaminya
Sahabatku…!!
Sangat berbeda cara pandang umat Islam dengan orang-orang kafir tentang hakekat kemenangan, orang kafir memandang kemenangan dengan pandangan duniawi sedangkan bagi umat Islam kemenangan tidak mengenal ruang dan waktu, bisa kemenangan dzahir dan spontan dan kemenangan tertunda bahkan kemenangan yang tidak didapatkan didunia, tapi yakinlah bahwa Allah tetap mengakumulasikan pada kehidupan akherat nanti, bersabarlah terhadap kejahatan orang-orang yang hasud
Sangat berbeda cara pandang umat Islam dengan orang-orang kafir tentang hakekat kemenangan, orang kafir memandang kemenangan dengan pandangan duniawi sedangkan bagi umat Islam kemenangan tidak mengenal ruang dan waktu, bisa kemenangan dzahir dan spontan dan kemenangan tertunda bahkan kemenangan yang tidak didapatkan didunia, tapi yakinlah bahwa Allah tetap mengakumulasikan pada kehidupan akherat nanti, bersabarlah terhadap kejahatan orang-orang yang hasud
Kita lihat lagi bagaimana seorang ulama kondang Sayyit Qutb dipenjara dan mati dibunuh oleh penguasa yg zalim, Sayyit Qutb dianggab musuh kaum sekuler dimesir, jika tidak dibunuh akan menjadi duri dalam daging, justru dengan kematiannya itulah menjadi inspirasi bagi seorang sipir atheis untuk masuk Islam. Aku juga terkesan dengan apa yang disampaikan oleh syaikhul Islam Ibnu Taymiyah, kata-tanya indah memotivasi “bagi mukmin sejati dibunuh adalah syahidah diusir adalah tamasyadipenjara adalah khalwat”.
“Maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang” (QS. An Nahl : 35)
Dari ayat diatas sudah jelas tugas manusia hanyalah menyampaikan sedangkan hidayah adalah hak prerogatifnya Allah, jadi maksud dan tujuan berdakwah adalah menunjukkan pada hidayah bukan untuk memberi hidayah dan pada pelaksanaanya harus sesuai syariat Islam, jika mereka berpaling dari ajaran Islam yang kita sampaikan, maka tugas kita hanya menyampaikan tidak ada tanggung jawab kita atas penolakan mereka.
Allah SWT tidak pernah memberi beban yang melebihi kemampuan kita. Ini menurut Al Quran. Jadi bagaimana pun besarnya beban, kesulitan, dan masalah yang kita hadapi, yakinlah bahwa kita akan mampu melewatinya dan mengatasinya.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyrah:5-6).
Yakinlah setiap kesulitan akan ada kemudahan dan setiap kesulitan akan mengandung hikmah serta pembelajaran bagi manusia….
Selamat berjuang sahabatku…..!!
sumber tambahan : http://www.mediarobbani.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar