Arti dari Mastato’tum (sesuai dengan batas kemampuan)
MAN
JADDA WA JADA MAN SHABARA ZAFIRA
Adalah Abdullah Al Azzam. seorang syekh
teladan dan panutan. Dihormati lagi disegani, oleh para muridnya.
Pada
suatu saat beliau ditanya oleh muridnya,
“Ya
syekh, apa yang dimaksud dengan mastatho’tum”?
Sang
Syekh-pun membawa muridnya ke sebuah lapangan. Meminta semuanya muridnya
berlari sekuat tenaga, mengelilingi lapangan semampu mereka. Titik dan waktu
keberangkatan sama, akan tetapi waktu akhir dan jumlah putaran setiap murid
akan berbeda. Satu putaran masih belum terasa. Putaran kedua berkurang tenaga.
Kini mulai berguguran perlahan di putaran ketiga. Hingga tersisa beberapa saja
yang masih berusaha sekuat tenaga. Hingga akhirnya satu persatu merasa lelah,
menyerah. Mereka semuapun menepi ke pinggir lapangan, kelelahan. Mereka sudah
berusaha sekuat tenaga, semampu mereka.
Setelah
semua muridnya menyerah, Sang Syekh-pun tak mau kalah. Beliau berlari
mengelilingi lapangan hingga membuat semua muridnya keheranan. Semua murid
kaget dan tidak tega melihat gurunya yang sudah tua itu kepayahan. Satu putaran
masih berseri seri. Dua putaran mulai pucat pasi. Tiga putaran mulai kehilangan
kendali. Menuju putaran yang keempat Sang Syekh makin tampak kelelahan, raut
mukanya memerah, keringat bertetesan, nafas tersengal-sengat tidak beraturan.
Tapi dia tetap berusaha. Beliau terus berlari sekuat tenaga, dari cepat,
melambat, melambat lagi, hingga kemudian beliaupun terhuyung tanpa penyangga. Energinya terkuras habis tak
tersisa. Beliau jatuh pingsan, tak sadarkan diri.
Setelah
beliau siuman dan terbangun, muridnya bertanya,
“Syekh,
apa yang hendak engkau ajarkan kepada kami?”
“Muridku,
Inilah yang dinamakan titik mastatho’tum! Titik di mana saat kita berusaha
semaksimal tenaga sampai Allah sendiri yang menghentikan perjuangan kita”. Jawab
Sang Syekh dengan mantap.
Anakku..smg
kita dijauhkan dari kemalasan, dari lemahnya azzam, dari kecilnya kontribusi
kita….
Smg
kita bs memprioritaskan alokasi tenaga secara khusus untuk perjuangan di jalan
dakwah ini. Smg kita sampai pd mujahid- syahid di hadapan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar